Julie Norem
dari Universitas Wellesley, Amerika Serikat, menulis buku “The Positive Power
of Negative Thinking”. Dosen psikologi ini menjelaskan mengenai defensive
pessimism, di mana orang membayangkan kemungkinan yang terburuk, dan
mempersiapkan diri untuk menghadapi hal terburuk tersebut.
Contoh
konkritnya bisa dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Frieder Lang dari
Jerman yang menunjukkan bahwa orang dewasa dengan cara pandang yang lebih
negatif cenderung lebih berhati-hati dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Sikap
negatif Anda bisa memberikan dampak positif dengan cara:
- Bersikap Spesifik
Bayangkan kemungkinan terburuk dengan spesifik, sehingga Anda bisa menentukan langkah terbaik untuk menghadapinya. - Pikirkan Semua Kemungkinan Yang
Bisa Terjadi
Bayangkan semua kemungkinan buruk yang mungkin terjadi dengan logis demi menentukan langkah pencegahan yang terbaik. - Selektif
Jangan buang energi dengan bersikap pesimis dalam semua hal. Batasi sikap pesimis Anda pada hal-hal krusial saja. - Tak Perlu Curhat Berlebihan
Pesimis sih boleh saja, tapi tidak perlu mengeluhkan kekhawatiran Anda kepada orang terdekat terus menerus. Sikap ini bisa merugikan hubungan Anda dengan orang lain. Pada kenyataannya orang tak menyukai orang yang pesimis, terutama kalau mereka merasa wajib menghibur Anda dengan kata-kata positif setiap saat.
Cara pandang
optimis yang berlebihan, yang menganggap bahwa ‘hidup itu indah’ bisa
berbahaya. Daripada berpikir bahwa ‘hidup itu indah’, defensive pessimism
menggangap bahwa ‘hidup itu buruk, tapi bisa menjadi indah’. Sikap ini mencegah
Anda merasa terlalu percaya diri.
Clint
Eastwood pernah mengatakan, “If you think it’s going to rain, it will.”
Tapi setidaknya dengan defensive pessimism, Anda sudah siap dengan
payung Anda dan Anda tak akan kehujanan.
0 komentar:
Post a Comment